Direktur Utama PT Geoforce Indonesia Dandung S. Harninto selama empat hari mengikuti event GEOAMERICAS 2024 yang diselenggarakan oleh IGS-NA (International Geosynthetics Society-North America) di Kota Toronto, Kanada pada tanggal 28 April sampai 1 Mei 2024. Selain telah mempresentasikan tiga buah paper case study berupa proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan guna berbagi pengamalan dengan para praktisi, akademisi dan peneliti geosintetik di Benua Amerika, juga mengikuti Short Course on Geosynthetics Reinforced Walls and Embankments Including Seismic Aspects dengan instruktur ahli geosintetik dunia yakni Prof Richard J. Bathurst (The GeoEngineering Centre, Canada) dan Prof. Ennio M. Palmeira (Univesidade de Brasilia, Brasil). Ketiga proyek-proyek tersebut (GSRW di PLTU Suralaya, Geoframe di PLTU Suralaya, dan GSRW di Pangkep, Sulawesi Selatan) sangat menarik perhatian dari para peserta konferensi dengan banyaknya pertanyaan keingintahuan peserta tentang proyek-proyek tersebut karena secara engineering ketiganya memang memiliki keunikan yang masih sangat jarang dilakukan oleh designer/installer geosintetik di dunia. Ketiga proyek tersebut juga sepenuhnya telah menggunakan material geosintetik yang diproduksi di Indonesia.
GSRW PLTU Suralaya memiliki dimensi retaining wall GSRW tertinggi yakni 19.44 m dengan panjang panjang 820 m serta aliyemen horisontal yang cukup menantang -4 curves- dengan beban FABA (fly ash-bottom ash) sampai setinggi 80 m. Kemampuan engineers kita memodelkan struktur segmental wall dengan perkuatan PET strap (GI Strip) dengan software Plaxis 3D telah terbukti dengan baik, dimana mampu menghitung safety factor global stability (statik dan dinamik) dan mengestimasikan deformasi dinding yang mendekati aktual pengukuran sebenarnya di lapangan setelah selesai konstruksi.
Sedangkan dua case lainnya, para peserta konferensi sangat tertarik dengan struktur back-to-back slender wall (langsing) dengan connected-reinforcement (GI Strip) dimana tinggi dinding lebih besar dari lebarnya, karena jenis struktur ini juga masih jarang dikerjakan di proyek-proyek mereka. Dan engineer kita juga mampu memodelkan dengan baik secara numerik dengan software Plaxis 3D, untuk menghitung nilai safety factor dalam kondisi beban statik, maupun beban dinamik sesuai beban gempa setempat. Dari berbagi pengalaman tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan desain dan kontruksi pekerjaan geoteknik dengan menggunakan teknologi geosintetik, engineers kita tidak kalah dengan negara-negara lain.
Selengkapnya