METODE PENGAMANAN PANTAI MENGGUNAKAN MATERIAL GEOSINTETIK – GEOTUBE
Kuliah Tamu yang bertemakan “Metode Pengamanan Pantai Menggunakan Material Geosintetik – Geotube” dilaksakanakan virtual via Zoom pada hari Kamis tanggal 3 Desember 2020. Kuliah Tamu kali ini disampaikan oleh dua narasumber ahli dibidangnya yaitu bapak Yustian Heri Suprapto selaku Geotechnical Engineer serta bapak Multazam selaku Sales Representative di Geoforce Indonesia. Kuliah Tamu ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya tentang Material Geosintetik Geotube sebagai salah satu solusi alternatif yang digunakan untuk pengamanan pantai.
Pada sesi pertama, bapak Multazam bersempatan memaparkan tentang pengenalan definisi geosintetik, jenis-jenis geosintetik, dan masing-masing kegunaannya. Salah satu diantaranya yang menjadi highlight tema Kuliah Tamu kali ini adalah material geosintetik yang dibentuk menjadi Geotextile Container (Geobag) untuk ukuran kecil atau Geotube untuk ukuran besar yang dapat berfungsi sebagai pelindung pantai. Perlindungan pantai direncanakan untuk melindungi daratan dari pengikisan tanah pada daerah pantai atau abrasi yang disebabkan oleh pergerakan gelombang dan arus laut yang bersifat destruktif. Aplikasi Geotube diantaranya sebagai tanggul penahan untuk pembuangan hasil pengerukan sungai (containment dike), pemecah gelombang di tengah laut (off shore breakwater), atau sebagai core pada sistem breakwater yang menggunakan batu.
Selanjutnya, proses desain pekerjaan Geotube dijelaskan secara mendetail oleh bapak Yustian di sesi kedua. Bapak Yustian menjelaskan beberapa tahapan pekerjaan Geotube yaitu tahap pertama, pengumpulan dan pemeriksaan data lapangan diantaranya seperti gradasi pasir, bathymetri, elevasi LWL, MSL, HWL, serta data arus dan arah angin (wind rose). Tahap kedua, proses desain dengan memperhatikan tensile strength, opening size, dan elongation. Tahap ketiga, pemilihan material Geotube dengan menguji lab pasir isian (Graind Size/Direct Shear Test), dan memilih raw material (Geotube Woven/Non Woven). Bapak Yustian juga memaparkan beberapa opsi desain, opsi analisa, alur desain geotube dan pengaplikasiannya pada kondisi lahan kering, lahan terendam sebagian dan lahan terendam seluruhnya.
Pada akhir sesi, ibu Yashinta sebagai moderator menambahkan analisa perbandingan antara metode Geotube dengan metode breakwater konvensional. Penggunaan metode Geotube dengan pasir sebagai isiannya dinilai lebih efektif, efisien dan ekonomis dibandingkan dengan metode breakwater konvensional. Hal ini dikarenakan material yang digunakan untuk pengisian geotube relatif murah, mudah didapatkan dalam jumlah besar, stabil, properti engineering dapat diprediksi serta Geotube juga sangat ramah lingkungan. Beberapa catatan penting yang disampaikan oleh bapak Multazam sebelum kuliah tamu ditutup ialah proses sosialisasi yang baik sangat penting dilakukan kepada para nelayan dan penduduk setempat sebelum melaksanakan pekerjaan agar material Geotube dapat terjaga kualitasnya sehingga masa penggunaannya lebih tahan lama.